DESA PECUK

Wilayah Desa Pecuk terletak pada wilayah dataran rendah Dengan kordinat antara dataran rendah , dengan luas: 118.490 km2 atau 118.490 (ha). Jumlah penduduk desa Pecuk sebanyak 1308 jiwa yang tersebar di 2 Dusun, 4 RW dan 10 RT Dari jumlah tersebut, terdiri dari laki-laki 646 jiwa dan perempuan 662 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata selama 6 (enam) tahun terakhir 18 %, dengan tingkat kepadatan sebesar 110 jiwa/km2.

Sejarah

Desa Pecuk merupakan salah satu dari 19 desa yang terletak wilayah administrasi Kecamatan Pakel kabupaten Tulungagung. Daerah Pecuk dulu keadaannya rawa-rawa. Di sekitar rawa daratan berupa hutan belantara. Waktu masih rawa terdapat rombunan pohon yang banyak dihinggapi burung rawa-rawa. Burung tersebut berwarna hitam mulai dari bulu, paruh, kaki dsb. Burung tersebut bernama burung Pecuk. Burung Pecuk dikatakan sebagai burung rawa dikarenakan makanannya ikan yang berada di rawa-rawa.
Beberapa selang waktu terus bergulir, daerah rawa dan hutan tersebut di babad atau di buka oleh beberapa orang dari luar daerah yaitu:

  1. DREMO yang berasal dari BOGELAN Jawa Tengah ( sekarang MAGELANG)
  2. DJOGOROTO yang bersal dari BAYAT Jawa Tengah
  3. PAYIN yang berasal dari BOGELAN Jawa Tengah (sekarang MAGELANG)
  4. DJOKRAPAK berasal dari PONOROGO

Salah satu Pembabad tersebut yaitu PAYIN mendirikan langgar (mushola) yang sekarang tempat petilasan langgar tersebut menjadi tempat bangunan masjid jami’ dan madrasah  IMAM MUCHYIDIN. Setelah PAYIN membangun langgar dan sudah jadi, malamnya kedatnagan seorang peria yang bernama IMAM MUCHYIDIN beliau adalah seorang prajurit dari kerajaan Mataram. Dan kedatnagan peria tersebut membuat PAYIN mendapatkan inisiatif untuk bermusyawarah degan teman-teman yang membabad dareah tersebut dan juga bersama IMAM mUCHYIDIN. Payin memusyawarhakan tentang situasi di daerah itu agar tidak sepi karena kanan kiri hutan dan rawa, dan Payin pun mempunyai ide untuk mengurangi kesepian di daerah itu melalui suatu kesenian yg bernuansa islami yang dinamakan

SLAWATAN (sholawatan) atau Jedoran untuk menghilangkan rasa kantuknya. Kesenian tersebut sampai sekarang masih ada biasanya qt dpt menjumpai kesenian tersebut dimainkan pada saat bersih dasa atau maulud nabi di desa Pecuk. Pada bulan itulah kesenian jedoran harus diadakn bila mana kesenian itu diganti atau tidak diadakan hal yang terjadi secara langsung maupun tak langsung akan mendatangkan balak atau musibh malapetaka yang menimpa warga desa setempat.

Setelah Indonesia merdeka, desa Pecuk telah mengalami beberapa masa kepemimpinan, yaitu:

No.Nama Kepala DesaDari TahunSampai Tahun
1Hirodikromo18661896
2Kromo sentono18961899
3Somoro18991943
4Karjoredjo19431964
5Murdjani19641965
6Mukadji19651968  PJ
7S.Mulyodihardjo19681990
8Surjadji19901998
9Sunaryo19981999  PJ
10Mu’anam19992013
11Sunaryo2013Sekarang

Wilayah Desa

0
Dusun
0
Rukun warga
0
Rukun tetangga
Wilayah Dusun
Batas Wilayah

Visi & Misi

Membangun Masyarakat Cerdas, Berkualitas dan Sejahtera Menuju Kemakmuran Masyarakat yang Adil dan Merata

  1. Mewujudkan masyarakat desa dapat mengenyam pendidikan formal maupun informal.
  2. Mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang semakin baik, sehingga memiliki nilai jual terhadap cipta, rasa dan karsanya.
  3. Mewujudkan kehidupan masyarakat desa semakin baik.
  4. Mewujudkan rasa keadilan masyarakat dalam kerangka pelayanan masyarakat yang lebih baik.
  5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa tanpa memandang kepentingan politik, SARA dan antar golongan.

Perangkat Desa

Aparat desa Tulungagung periode 2016-2022

Nama Kades

Kepala Desa

Nama Sekdes

Sekretaris Desa

Ingin tahu statistik desa?

Semua data statistik tentang desa